Rabu, 06 Agustus 2008

Hati dan Pikirannya Hanya Untuk Misi Kerakyatan




Jakarta, Media Centre – Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) didirikan berangkat dari keprihatinan mendalam yang mendera bangsa Indonesia. Setelah merdeka dan setelah 10 tahun reformasi ternyata belum menghasilkan perubahan seperti yang dijanjikan kepada masyarakat, yaitu keadilan dan kesejahteraan. Angka pengangguran dan angka kemiskinan masih tinggi, yang berarti negara Indonesia belum maju. Tatkala negara lain telah siap dalam memasuki persaingan global pada saat yang sama negara Indonesia justeru menghadapi banyak problem. Problema dalam pengelolaan negara Indonesia terletak pada dunia politik. Hal tersebut disampaikan Wiranto dihadapan koran Kompas dan Media Centre Hanura di kantor pribadi, jalan Kota Bumi Jakarta Pusat, Sabtu (2/8).

Menurut Wiranto, bangsa Indonesia masuk dalam sistem negara demokratis, di mana dalam sistem tersebut negara dipimpin oleh rakyat, yang memilih wakilnya untuk duduk di lembaga eksekutif dan legislatif. “Para elite yang dipilih rakyat seharusnya kembali memimpin rakyat dan berjuang untuk mensejahterakan rakyat. Namun, ternyata banyak elite yang justeru menjadikan jabatan dan kedudukan sebagai sasaran terakhir dan sebagai kebanggaan sehingga mereka mempertahankannya secara mati-matian,” kata Wiranto.Wiranto menambahkan bahwa jabatan dan kedudukan sebenarnya hanyalah alat untuk mencapai tujuan terakhir, yaitu untuk mensejahterakan rakyat. Diingatkan oleh Wiranto bahwa di politik ada semacam adegium yang mengatakan politik itu menghalalkan semua cara, tidak ada kawan abadi, yang ada kepentingan abadi dan sebagainya. “Hal itu membuat para politikus terbiasa dengan hal demikian sehingga sekarang kita lihat banyak pejabat dan wakil rakyat yang terkena kasus korupsi. Kenyataan demikian membuat partai politik semakin dijauhi oleh rakyat,” kata Wiranto. Indikasi rakyat menjauhi partai politik adalah berkembangnya golongan putih (golput) atau mereka yang tidak mempedulikan lagi partai politik. “Kalau di sana ada problem maka di sana harus kita perbaiki. Berangkat dari kenyataan tersebut saya dan kawan-kawan membangun partai politik yang mengedepankan hati nurani, kita bangun Partai Hanura,” kata Wiranto. Menurut Wiranto, semua kader Hanura dibiasakan untuk selalu berfikir dan bertindak untuk selalu membela kepentingan rakyat. Partai Hanura dibangun dengan misi kesejahteraan dan kemandirian. “Negara Indonesia harus memiliki kemandirian, jangan sampai kita selalu dibodohi, dibohongi dan dihisap terus-menerus kekayaan kita oleh negara lain,” kata Wiranto. Sementara itu, untuk kesejahteraan rakyat sudah merupakan cita-cita kebangsaan yang harus diwujudkan, yaitu wajib hukumnya untuk melindungi negara dan bangsa Indonesia. Wiranto mengingatkan bahwa pada saat memasuki era persaingan global yang sarat dengan persaingan teknologi tinggi, bangsa Indonesia masih kalah dan masih menempatkan diri sebagai pengguna hasil teknologi bangsa lain. Karena itu, Wiranto mengajak semua pihak untuk bersama-sama berjuang untuk memajukan kesejahteraan umum dan memajukan pendidikan bangsa Indonesia. Wiranto juga mengajak untuk menjadikan musuh bersama terhadap kemelaratan, kebodohan dan kesewenang-wenangan.Hal tersebut semuanya diimplemantasikan ke dalam moto Partai Hanura, yaitu: “Saatnya Hati Nurani Bicara” dan “Saatnya Berbakti dengan Berbagi dan Beraksi”. Menurut Wiranto, para kader Hanura terus didorong agar dapat melaksanakan moto Partai Hanura tersebut sehingga sebelum mereka ditunjuk menjadi wakil rakyat di DPR atau DPRD sudah terbiasa berbagi dan beraksi serta membela kepentingan rakyat. Kader Hanura harus menjadi pemimpin yang hati dan pikirannya hanya untuk misi kerakyatan.* (AJ, AS)

Tidak ada komentar: